Sabtu, 15 Desember 2018 bertempat di Komplek Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tepatnya di Gedung F dilaksanakan Kongress Perdana Perkumpulan Praktisi Hipnosis & Hipnoterapi Indonesia atau akan disebut dengan Prahipti. Kongress yang berfungsi untuk pemilihan dan pengukuhan pengurus DPD dan DPC Prahipti dihadiri oleh lebih dari 200 Peserta Kongress dari berbagai daerah di Indonesia.
Mungkin yang menjadi pertanyaan apasih PRAHIPTI ? apa fungsinya ? dan apa perbedaan dengan lembaga sertifikasi seperti IBH, IHA, SHC dan sebagainya ? Menurut bapak Sydney Panjiagung, ST., CI. selaku Ketua dewan pembina dari PRAHIPTI beliau mengatakan bahwa sesuai dengan nama PRAHIPTI itu sendiri, maka fungsi dari PRAHIPTI adalah sebagai payung atau wadah para praktisi hipnosis dan hipnoterapi di seluruh indonesia yang berasal dari lembaga sertifikasi manapun yang bersifat nasional dan independent, sehingga sengan adanya PRAHIPTI bisa menampung para praktisi, pengajar, instruktur, profesional yang menggeluti dunia hipnosis dan hipnoterapi.
Untuk menjawab banyak pertanyaan tentang Nasib IBH sebagai lembaga Sertifikasi para praktisi Hipnosis dan HIpnoterapi, ditekankan oleh Bapak Sydney bahwa, dengan adanya prahipti tidak berfungsi untuk menenggelamkan IBH sebagai lembaga sertifikasi yang sudah ada selama ini, karena IBH dan PRAHIPTI secara fundamental sudah berbeda fungsi dan kedudukannya.
Menurut bapak Juli Sugianto, S.Kom., CHt. selaku sekjen PRAHIPTI, tujuan dari PRAHIPTI sendiri adalah mengembangkan kemampuan dan profesionalisme para praktisi dengan 3 langkah yang mereka sebut TANATA yaitu Mendata, Membina dan Menata.
Baca Juga : Penetapan Rezky Daniel sebagai ketua DPD Prov. Banten.
Dalam kongress beragam pertanyaan di lontarkan oleh para peserta terkait fungsi dan manfaat dari PRAHIPTI itu sendiri, sebagai contoh salah satu yang hadir adalah seorang Certified Instructor dari IACT yaitu Bapak Andri Hakim, beliau menuturkan bahwa besar harapan kedepan PRAHIPTI bisa membantu para praktisi hipnosis dan hipnoterapi untuk perijinan membuka praktek atau klinik hipnoterapi, karena seperti yang kita tahu dengan adanya otonomi daerah, dinas kesehatan didaerah berhak menerima atau menolak pengajuan perijinan pembukaan praktek dan klinik hipnoterapi. Namun dalam sesi tanya jawab dijelaskan bahwa kedepan diharapkan bisa berfungsi seperti yang diharapkan para peserta kongress.
Kongress yang tekesan "prematur" dan masih jauh dari kata sempurna memang diakui oleh para pengurus PRAHIPTI, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Dalam kongress PRAHIPTI tersebut memang bertemakan untuk penetapan dan pengukuhan para DPD dan DPC PRAHIPTI namun yang disesali adalah fungsi dan manfaat DPD dan DPC itu sendiri masih abu-abu dan belum jelas.
Berdasarkan penuturan bapak Juli selaku sekjen yang ditemui oleh team Training.co.id, kedepan PRAHIPTI diharapkan menjadi sebuah sistem lisensi dan rekomendasi untuk para Praktisi Hipnosis, HIpnoterapi dan terapan ilmu dari Hipnosis.
Dalam sistem yang sedang dibangun oleh team PRAHIPTI akan ada sebuah "Learning Managemen System" yang dikatakan bahwa dalam sistem tersebut akan menggolongkan 2 kategori yaitu user yang ingin tahu tentang hipnoterapi dan user yang ingin memperdalam kemampuan hipnoterapi.
Namun ada keraguan dari para peserta "Apakah PRAHIPTI akan mengeluarkan serifikasi dengan adanya sistem LMS yang mereka buat?" dan jika dilihat dari nama PRAHIPTI, ada unsur PRAKTISI jadi "apakah seseorang yang ingin belajar hipnoterapi akan diarahkan ke PRAHIPTI dan tidak melalui para Certified Instructor yang sudah ada ?"
Namun sisi positifnya adalah dengan adanya Kongress ini para Praktisi bisa saling berkumpul dan sharing informasi dan pengalaman tentang hipnosis dan hipnoterapi, dan dalam kongress telah ditetapkan dan dikukuhkan para pengurus DPD dan DPC PRAHIPTI untuk beberapa wilayah di Indonesia.
Semoga bentuk inisiasi Perkumpulan Praktisi Hipnosis dan Hipnoterapi Indonesia ini bisa menjadi semakin sempurna seiring berjalannya waktu. (nd)
